tugas PSSI jelang 8 besar

salam...
tanpa terasa setelah melalui kontorversi tiada henti mengenai eksistensinya, Liga Indonesia 2006 pun jalan dengan segala macam kekurangannya. "insiden" persebaya yang mengembalikan Piala presiden via wartawan kepada PSSI yang berbuntut dihukumnya persebaya ke divisi satu menjadi satu dari sekian alasan beberapa tim di Liga Indonesia meminta agar PSSI melakukan introspeksi dengan tidak melanjutkan Liga Indonesia untuk 1 tahun kedepan (2006, pen). kualitas wasit yang tak kungjung berhenti dikritik, kualitas tim nasional yang seakan jalan ditempat, dan mental pemain nasional, pemain asing serta pengurus klub yang cenderung menganggap kemenangan klub adalah segalanya. semua upaya dilakukan termasuk mengkritik wasit yang memimpin setiap pertandingan jika kalah, bermain kasar, atau melakukan aksi provokasi dorong2an dengan pemain yang berjibaku. yang paling faktual sampai saat ini, pada laga 8 besar kemarin. kita sempat bernapas lega dengan suguhan permain menawan dan sportif yang ditunjukkan beebrapa tim yang bertanding pada awal 8 besar (psm vs persmin). tanpa bermaksud mencari kambing hitam atau mencari titik lemah dari tim yang bermain kemarin, namun permainan yang cenderung mengandakan postur tubuh ditampilkan oleh beberapa tim di babak 8 besar. padahal kita tahu postur tubuh bukan jaminan untuk bisa unggul dalam permainan sepakbola. klub indonesia senang memasang pemain bertahan dengan postur tinggi besar, namun kecepatan yang pas-pasan serta skill individi yang tidak 'adekuat'. jadinay permainan mengarah ke takling yang keras serta marking yang kurang enak ditonton. dominasi pemain belakang dengan tubuh besar sangat terlihat. sebaliknya pemain tengah yang rata2 dihuni pemain nasional jadi takut untuk melakuakn penetrasi. sekelumit taktik yang menurut saya menjadikan kualitas liga indonesia jadi monoton semoga tidak lagi dipertunjukkan di babak selanjutnya. sepakbola bukan sekedar menang, kalah, juara atau degradasi. sejauh mana sebuah suguhan permainan dapat menghadirkan nilai sportifitas, nilai persatuan dan kesatuan serta teladan oleh pemain asing ke pemain nasioanl dan pemain nasional ke pemain muda. itu yang terlupakan selama ini.
salam.

Comments

Popular Posts