Turnamen Foto Perjalanan - Ronde 20 : Festival/Tarian

Dear Fellow Traveller se-Indonesia

Mohon maaf karena ada sedikit keterlambatan dalam penyelenggaraan Turnamen Foto Perjalanan Ronde 20 ini dikarenakan alasan teknis : bertepatan dengan cuti 2 hari dan liburan :))..jadinya fokus liburan dahulu kemudian bertapa dan menemukan ide untuk tema Turnamen Foto Perjalanan Ronde berikutnya. 

Sebelumnya terima kasih kepada agan Bambang Priyadi  (@gelimembara) yang telah memilih saya untuk menjadi pemenang..hehehe..padahal sejak ikut beberapa ronde (mungkin 10 dari 20 ronde) belum pernah beruntung dan kemudian menang. baru kali ini..

Kesulitan saya alami karena ini merupakan ronde ke - 20 dan tentu untuk memikirkan tema tidak mudah dan butuh pencerahan dari banyak pihak dan juga dari kawan-kawan blogger lainnya. dan setelah browsing wara-wiri kesana kemari akhirnya ditemukan sebuah tema untuk Turnamen Foto Perjalanan Ronde ke 20 : Festival/Tarian

Pakkarena (Contoh 1)

Tema ini dipilih dengan beberapa alasan diantaranya bahwa dalam melakukan perjalanan, kita pasti bertemu dengan moment festival/tarian yang unik dari satu daerah/wilayah. Dan dengan adanya festival tersebut, pasti reflek kita satu : Mengambil Kamera. Yes. Itu hukumnya wajib untuk diabadikan. Karenanya saya yakin dari kawan-kawan yang ada banyak gambar/foto mengenai Festival dimana saja yang sifatnya untuk dan menarik. 

Foto tentu tidak hanya bagus dari segi artistik dan teknis, tetapi juga menarik dan mengandung cerita sesuai dengan spirit berbagi kita sebagai blogger. Jadi ingat ya, jangan terlalu ambisius untuk menang yang penting bisa berbagi itu saja sudah sangat baik :))..Mari berpartisipasi 

Cakalele (Contoh 2)

ATURAN MAIN

1. Masa submisi : 1 - 8 Mei 2013 jam 23.59 WIB

2. Foto HARUS merupakan hasil jepretan alias karya kamu sendiri

3. Host foto ‘Moment’ – mu di situsmu sendiri. Web, blog, Flickr, Picasa, Photobucket, dsb terserah.

4. Submit foto pada kolom comment artikel ini dengan format berikut :

     Nama/nama blog (akun Twitter bila ada)

     Link blog

     Judul/keterangan foto (maksimal 1 paragraf)

     Link foto (ukuran foto maksimal 600 pixel pada sisi terpanjang)

5. Ada kemungkinan foto yang kamu kirim akan di-rehost di web tuan rumah. Terutama kalau terlalu besar atau bermasalah

6. Submisi lebih cepat lebih baik, sehingga fotomu bisa tertampil seatas mungkin. Pejwan hunter mungkin ? 

7. Foto yang tidak patut, tidak akan di-upload disini, sesuai kebijaksanaan tuan rumah (misal : mengandung kebencian SARA, nyeleneh, menghina pihak lain)

8. Foto tidak diperkenankan dalam bentuk kolase

9. Pengumuman pemenang : 2-3 hari setelah batas masa submisi

10. Foto akan dipampang di dalam post setiap harinya berdasarkan queue Comment post ini.

TURNAMEN FOTO PERJALANAN UNTUK TRAVELLER INDONESIA

Mengapa mengikuti Turnamen Foto Perjalanan?

• Ajang sharing foto. Bersama, para travel blogger Indonesia membuat album-album perjalanan yang indah. Yang tersebar dalam ronde-ronde turnamen ini. Untuk dinikmati para pencinta perjalanan lainnya.
• Kesempatan jadi pemenang. Pemenang tiap ronde menjadi tuan rumah ronde berikutnya. Plus, blog dan temamu (dengan link ybs) akan tercantum dalam daftar turnamen yang dimuat di setiap ronde yang mendatang. Not a bad publication.

Siapa yang bisa ikut?

• (Travel) blogger - Tak terbatas pada travel blogger profesional, blogger random yang suka perjalanan juga boleh ikut.
• Setiap blog hanya boleh mengirimkan 1 foto. Misal DuaRansel yang terdiri dari Ryan dan Dina (2 orang) hanya boleh mengirim 1 foto total.
• Pemenang berkewajiban menyelenggarakan ronde berikutnya di (travel) blog pribadinya, dalam kurun 1 minggu. Dengan demikian, roda turnamen tetap berputar.
• Panduan bagi tuan rumah baru akan diinformasikan pada pengumuman pemenang. Jika pemenang tidak sanggup menjadi tuan rumah baru, pemenang lain akan ditunjuk.

Nggak punya blog tapi ingin ikutan?

• Oke deh, ga apa-apa, kirim sini fotomu. Tapi partisipasimu hanya sebatas penyumbang foto saja. Kamu nggak bisa menang karena kamu nggak bisa jadi tuan rumah ronde berikutnya.
• Eh tapi, kenapa nggak bikin travel blog baru aja sekalian? WordPress, Tumblr, dan Blogspot gampang kok, pakainya. Jangan pake Multiply ya, karena Multiply akan segera gulung kasur.

Hak dan kewajiban tuan rumah:

• Menyelenggarakan ronde Turnamen Foto Perjalanan di blog-nya
• Memilih tema
• Melalui social media, mengajak para blogger lain untuk berpartisipasi
• Meng-upload foto-foto yang masuk
• Memilih pemenang (boleh dengan alasan apapun)
• Menginformasikan pemenang baru apa yang perlu mereka lakukan (panduan akan disediakan)

DAFTAR TURNAMEN FOTO PERJALANAN

1. Laut – DuaRansel
2. Kuliner – A Border that breaks!
3. Potret – Wira Nurmansyah
4. Senja – Giri Prasetyo
5. Pasar – Dwi Putri Ratnasari
6. Kota – Mainmakan
7. Hello, Human! (Manusia) – Windy Ariestanty
8. Colour Up Your Life – Jalan2liburan
9. Anak-Anak – Farli Sukanto
10. Dia dan Binatang – Made Tozan Mimba
11. Culture & Heritage – Noni Khairani
12. Fotografer – Danan Wahyu Sumirat
13. Malam – Noerazhka
14. Transportasi – Titik
15. Pasangan – Dansapar
16. Pelarian/Escapism – Febry Fawzi
17. Ocean Creatures – Danar Tri Atmojo
18. Hutan – Regy Kurniawan
19. Moment – bem
20. Festival/Tarian - Yoesrianto Tahir
21. Kamu ? 

***

Pendiri dan koordinator Turnamen Foto Perjalanan:

Dina DuaRansel.com

email : dina@duaransel.com

Twitter : @duaransel

Facebook : duaransel

Pertanyaan seputar penyelenggaraan dan lain sebagainya? Hubungi Dina.

Untuk menilik status terbaru beserta FAQ Turnamen Foto Perjalanan, silahkan cek:

Turnamen Foto Perjalanan untuk Traveler Indonesia

Turnamen Foto Perjalanan Ronde 20 : Festival/Tarian

1. Febry Fawi (@febryfawzi) 

Judul : Bidadari Bali
Tak hanya alam, Bali pun terkenal akan budayanya yang kental. Setiap sore, pementasan budaya berupa tari-tarian dan pementasan seni ditampilkan di Uluwatu. Penari ini menari bagai seorang bidadari turun dari khayangan.

2. Dansapar (@dngsprn)

Judul : Seren Taun
Seren Taun merupakan upacara adat panen padi yang berkembang di masyarakat Sunda sebagai bentuk upacara rasa syukur kepada Pencipta. Dan, salah satu rangkaian acara Seren Taun ini adalah pagelaran seni, termasuk di dalamnya adalah tari-tarian. Acara Seren Taun yang saya ikuti ini merupakan Seren Taun yang diadakan di Kampung Budaya Sindangbarang Bogor Jawa Barat.

3. Pradikta Dwi Anthony (@TravellersID)

Judul : The Purple Dragon

Keterangan: Foto ini diambil saat event "Bogor Cap Go Meh Street Festival 2013" tanggal 13 Maret 2013 yang lalu. Pawai yang dihadiri oleh ribuan orang ini dimulai dari depan Vihara Dhanagun, Kota Bogor, Jawa Barat.

4. Elvi (@alvibandanaku)

Judul : Sayembara Dewi Kunti

Sekumpulan ksatria berkumpul dalam sayembara dewi kunti dalam pagelaran wayang orang bharata dalam lakom - Salya Wiratama

5. Wira Nurmansyah (@wiranurmansyah) 

Judul : Penari Mborira

Tarian Mborira adalah tarian khas pulau Tomia, Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Tarian ini dikhususkan untuk menyambut para laki-laki yang baru saja pulang dari perantauan, dan para perantau itu akan memilih calon istrinya dari penari tersebut.

6. Dian Ruzz (@awardeean)

Judul : Tari Bondan Tani

Tari Bondan Tani adalah salah satu jenis tarian tradisional Indonesia yang terinspirasi kehidupan sehari-hari seorang ibu, mulai dari menimang, memandikan, menyuapi, sampai menidurkan anaknya. Tari Bondan Tani dapat dikenali dari perlengkapan khusus yang dibawa penari, yaitu boneka, kendi, dan payung. Ketika menari, penari harus memiliki keseimbangan yang baik supaya bisa naik keatas kendi tanpa memecahkannya sambil menggendong boneka dan memutar payung yang dibawanya sambil berlenggak lenggok mengikuti irama musik.

7. Fahmi (@fahmianhar)

Judul : Topeng Ireng

Seorang penari Topeng Ireng Jimat Kalimosodo, sedang beraksi di ajang Festival Lima Gunung Magelang

8. Danar Tri Atmojo (@nnkq)

Judul : Meta 4

Solo Batik Carnival 5 yang diselenggarakan pada tahun lalu mempertunjukkan gaun festival dengan 5 motif berbeda dari Meta 1 sampai Meta 5. Sesuai dengan temanya yaitu Metamorphosis. motif tersebut merepresentasikan proses pembuatan batik yang berawal dari kain putih menjadi sebuah karya Batik yang Indah..

9. Avant Garde (@isna_saragih)

Judul : Penari Rodat

Bukan pemain bola, orang-orang ini adalah penari Rodat / Angguk. Kesenian bernafaskan Islam di Boyolali, daerah berhawa dingin di lereng gunung Merbabu. Diringi irama rebana yang bertalu-talu, para lelaki berpakaian ala jenderal kompeni ini menari kompak dalam satu kompi barisan sambil mengibaskan kipas. Konon tarian ini merupakan sandi para pejuang dalam mengobarkan semangat perjuangan, sekaligus menegakkan syiar Islam di tanah Jawa.

10. Rifqy (@rifqybroody)

Judul: Tari Golek Ayun-Ayun

Pertunjukan tari yang berlangsung tiap minggu pagi pukul 10-12 siang di pendopo (bangsal) keraton Yogyakarta. jangan lupa untuk mampir menyaksikan pertunjukan tari ini jika berkesempatan berkunjung ke Yogyakarta. Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mencintai dan melestarikan budaya bangsa kita sendiri :)

11. Halim (@halim_san)

Judul : Tari Bujang Katak

Tari Bujang Katak asal Pangkalpinang, Pulau Bangka merupakan tarian yang diinspirasi dari legenda "Bujang Katak" yang bercerita tentang seekor katak yang berubah wujud menjadi manusia, kemudian dia berusaha meminang seorang putri bungsu Raja.

12. Fanny Fristhika Nila (@f4nf4n)

Saat itu kita sedang makan di restoran tradisional Bulgaria, ketika sekelompok penari lelaki dan wanita, muncul, menari bersama dengan iringan lagu daerah. Yang uniknya lagi, penari-penari itu lalu membaur di antara tamu restoran dan mengajak kita menari bersama mereka ;) 

Sayang aku ga membawa kamera yang bagus saat foto ini diambil.

13. Adi Pradana (@pradana_kidal)

Judul : Grebeg Gunungan Kraton Yogyakarta
Acara yang paling dinanti warga Jogja pada perayaan Maulud Nabi adalah acara adat grebeg Gunungan. Banyak warga Daerah Istimewa Yogyakarta yang rela berdesak-desakan untuk menyaksikan grebeg gunungan ini mulai dari Malioboro hingga Alun-alun Utara. Inilah puncak perayaan sekaten yang merupakan acara memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.

14. Lomar Dasika (@lomardasika)

Judul : Sawer Sigale-Gale
Buat yang baru pertama kali ke Pulau Samosir, pulau di tengah Danau Toba, jangan lupa mampir ke Tomok ya. Di pulau yang kental dengan adat dan kebudayaan Batak ini, ada pementasan Tarian Sigale-gale yang bermakna kerinduan seorang ayah kepada anaknya yang telah tiada. Dalam rangka mengobati kerinduan akan anaknya tersebut, sang ayah yang juga seorang raja tersebut membuat sebuah patung yang mirip dengan anaknya, kemudian diisi oleh jiwa dari sang anak agar patung tersebut bisa bergerak dan menari layaknya orang hidup. Cerita lengkapnya sich bisa dibaca disini. Nah, pada masa modern ini, Tarian Sigale-gale ini sepenuhnya merupakan seni. Pergerakan Sigale-gale semata urusan mekanis aktor yang memainkan boneka ini di belakang panggung. Menariknya, sebagai turis anda tidak hanya sekedar menyaksikan tarian ini, namun diharapkan juga ikut berpartisipasi dalam menari di dalamnya. Nggak bisa menari? Jangan kuatir, tariannya mudah dan gampang untuk diikuti koq. Oh ya, agar lebih terasa nuansa "Batak"nya, setiap partisipan juga dipinjami Ulos untuk dikenakan. Seru ya?! Yuk, kita manortor (menari-red) bersama Sigale-gale. Jangan lupa sawerannya yach. Hehehe.

15. Rotua Damanik (@rotyyu)

Judul: Menari Di Jalanan
Rombongan penari dan topeng ini menjadi pembuka Pawai Ogoh-ogoh di Tugu Pahlawan Surabaya sehari menjelang perayaan Hari Raya Nyepi 2013. Walaupun harus berpanas-panasan di bawah teriknya mentari diiringi deru suara kendaraan bermotor yang melintas di sisi jalan sebelahnya, anak-anak remaja ini tetap semangat menyelesaikan tarian mereka hingga pawai selesai.

16. Muthia Karima (@mthkarima)

Judul : Totalitas

adalah para penari ronggeng yang berasal dari Banyumas. mata saya langsung terjutu pada penari yang berada di tengah, dia adalah seorang lelaki yang mengenakan pakaian tari wanita dan dengan lincahnya memainkan tarian ronggeng. sebuah wujud kecintaan terhadap tari yang membuatnya totalitas dalam melakukan itu.

17. Repyssa (@repyssa) 

Judul :Tari Paraga

Keterangan : 6 Pemuda berbaju passapu' merah menyala menarikan Tari Paraga saat Festival Cap Go Meh di Chinatown Makassar 2012, sebuah akulturasi budaya nan indah.

18. Indra Setiawan (@bpborneo)

Judul: "Aruh Ganal" Syukuran ala Masyarakat Dayak

Penari tak selamanya harus cantik dan gemulai, seperti para penari di acara "Aruh Ganal" masyarakat Dayak Loksado ini adalah para laki-laki yang sudah berumur, mereka menari dari malam hingga pagi mengelilingi hasil panen sebagai rasa syukur mereka atas kemurahan alam. Acara Aruh Ganal ini biasanya dilaksanakan 3 kali dalam setahun oleh masyarakat Dayak Meratus sehabis panen besar.

19. Shella Hudaya (@shellahudaya)

Judul : Tari Baris Tunggal : Dynamic and fast-moving Balinese war dance

Tari Baris Tunggal merupakan tari tradisional Bali yang memiliki sejarah unik, yaitu diciptakan oleh masyarakat Bali pada tahun 1932-an untuk melindungi kesakralan Tari Baris yang hanya ditarikan saat prosesi ritual keagamaan. Dengan mulai masuknya turis-turis ke Bali saat itu, voila!, muncullah Tari Baris Tunggal ini, yang hanya ditarikan oleh seorang penari laki-laki saja. Merupakan tarian perang, gerakan tariannya sangat dinamis, menghentak-hentak, cepat, sulit diduga, dan menggambarkan beragam emosi seorang prajurit Bali yang hendak maju ke medan perang : courage, fear, excitement, doubt, pride, and humility...

20. Ipung

Foto ini saya ambil pada medio Juni 2010. Dengan latar belakang pajangan poster-poster pentas tari waktu lampau, para penari-penari lama bercengkrama mengobrol (mungkin) tentang masa lalunya ketika LKB Saraswati merayakan dirgahayunya yang ke 42. 

LKB yang didirikan pada 3 April 1968, hingga kini rutin menyelenggarakan latihan di komplek Taman Ismail Marzuki, Cikini Jakarta. Menyajikan lakon lintas generasi dari alumni dan murid-murid yang berbeda masa, LKB Saraswati mencoba menampilkan rekam jejaknya selama lebih dari empat dekade.

21. Adam dan Susan (@PergiDulu)

Judul: Bali Eksotis

Bali is a land of exotic food, exotic scenery and exotic culture. The dancer pictured in this photo performed for a small audience with such minute precision that everyone was captivated by her every move.